Setelah melalui berbagai rintangan dan masalah, PT Meratus Jaya Iron & Steel atau yang lebih dikenal dengan MJIS (baca : em-jis) akhirnya berhasil memproduksi SRK (sponge Rotary Kiln) dan siap dikapalkan ke PTKS pada paruh kedua bulan Februari 2013. Shipment pertama ke Cilegon direncanakan sejumlah 6000 Ton dengan menggunakan tongkang dari pelabuhan Jetty Batulicin.
Seperti diketahui, PT MJIS yang merupakan perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT KS dan PT Antam tersebut memproduksi SRK dengan teknologi rotary kiln berkapsitas 315.000 ton per tahun. Ada dua unit rotary kiln yang merupakan unit utama produksi yang masing-masing dapat beroperasi secara sendirisendiri dengan output untik setiap reaktor sekitar 21 ton SRK per jam.
Saat ini PT MJIS masih menggunakan satu jenis bahan baku, yaitu bijih besi laterit (lateritic iron ore) yang dipasok oleh PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) dengan tipikal kandungan Fe total sekitar 53%. Dengan bahan baku tersebut SRK yang dihasilkan dapat mengandung Fe total di atas 76%. Baru-baru ini dilakukan spot sampling terhadap SRK oleh Tim PTKS yang berkunjung ke Batulicin. Hasil pengujian yang dilakukan di Lab Kimia PTKS terhadap sample yang diambil dari bag di area produksi dan di area pelabuhan menunjukkan kandungan Fe total yang sesuai dengan target yaitu masing-masing 81,4% dan 80,7%. Angka tersebut mungkin belum mencerminkan kualitas yang sebenarnya karena sampling yang dilakukan oleh Tim KS masih bersifat spot dan acak, namun setidaknya hasil analisis tersebut menunjukkan adanya process control yang cukup baik dilakukan oleh pihak MJIS.
Dirut PT MJIS, Anwar Ibrahim, saat menemui Tim PTKS yang berkunjung ke MJIS pada 22 Januari 2013 yang lalu menyatakan optimismenya terhadap kualitas SRK yang dihasilkan. “MJIS mampu menghasilkan produk SRK dengan hasil yang lebih baik dari sekarang, terutama bila kita sudah mendapatkan pasokan bahan baku dari jenis primary lump ore yang memiliki Fe total di atas 62%. Secara teoritis, primary lump ore dapat menghasilkan SRK dengan Fe Total > 86%”. Ujarnya.
Bagi perusahaan yang baru berdiri dengan menerapkan teknologi iron making yang juga relatif baru di dunia, produk SRK MJIS cukup prospektif untuk dijadikan substitusi bahan baku utama PTKS seperti DRI atau scrap. Namun demikian MJIS masih harus melakukan improvement dan menyempurnakan quality system untuk meningkatkan kualitas produknya. Hal-hal yang harus diperbaiki antara lain kualitas bahan baku, laboratorium dan gudang. Waktu jualah yang akan membuktikan apakah berdirinya MJIS dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap penurunan biaya produksi PTKS. (Subdit Ristek).
Source : I-News PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.