Meratus Jaya kirim 5.000 ton besi spons ke KRAS

Meratus Jaya kirim 5.000 ton besi spons ke KRAS

JAKARTA. PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) telah melakukan pengiriman pertama besi spons ke induk usahanya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Sebanyak 5.000 metriks ton besi spons yang merupakan bahan baku baja tersebut tengah dibongkar di Pelabuhan Cigading, Banten, untuk selanjutnya dikirim ke pabrik KRAS.
“Pengiriman perdana ini wujud komitmen kami untuk menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi besi spons sebagai bahan baku baja industri baja domestik. Selanjutnya, kami akan meningkatkan produksi  agar ketergantungan terhadap bahan baku baja impor bisa berkurang,” ujar Direktur Utama PT Meratus Jaya Iron & Steel, Anwar Ibrahim dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Senin (11/3).

MJIS merupakan perusahaan pengolah bijih besi pertama di Indonesia, yang beroperasi pada November 2012. Ia merupakan perusahaan patungan dua BUMN yakni KRAS dan ANTM. Saat ini KRAS memiliki 66% saham Meratus.
Proses pengolahan biji besinya sendiri menggunakan teknologi rotary kiln, yang juga merupakan teknologi pertama di Indonesia. Perseroan segera beroperasi secara normal dengan kapasitas produksi 315.000 ton DRI per tahun. Ini dilakukan melalui pengoperasian 2 unit rotary kiln dan 2 unit pembangkit listrik dengan kapasitas keseluruhan 2 X 14 MW per tahun.

Presiden Direktur PT Krakatau Steel (persero) Tbk, Irvan Kamal Hakim, menyambut baik pengiriman perdana besi spons dari MJIS. Menurut Irvan pasokan bahan baku dari MJIS dapat mengurangi impor bahan baku baja dari luar negeri. “Dengan pengiriman besi spons dari MJIS ini, kami berharap dapat menekan biaya impor bahan baku. Dengan bahan baku baja dari lokal, kami bisa mendapat harga yang lebih kompetitif dengan biaya rendah,” ucap Irvan.

Memasok Listrik PLN
Selain menjadi produsen besi spons pertama di Indonesia, MJIS juga telah memasok kelebihan tenaga listriknya kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keduanya telah meneken perjanjian pembelian tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) untuk kelebihan tenaga listrik (excess power) dari Pembangkit Listrik milik MJIS akhir November 2012 lalu. PLN membeli excess power dari MJIS seharga Rp 825/kWh.
PLN akan menggunakan listrik itu untuk memperkuat kelistrikan di daerah Batu Licin, Kalimantan Selatan yang disalurkan melalui Jaringan Tegangan Menengah 20 kV dari Gardu Induk Batu Licin.

Sejak dilakukan sinkronisasi pada 23 November 2012, pembangkit listrik milik MJIS memproduksi energi listrik menggunakan bahan bakar sisa gas dari unit pabrik rotary kiln. Pmebangkit itu kini mulai memasok listrik 4,5 Mega Watt (MW). Secara bertahap pasokan akan naik menjadi 9 MW ke sistem Batu Licin. Ketika unit ke-2 dari pembangkit milik MJIS mulai beroperasi, pasokannya meningkat menjadi 20 MW.

”Kami berharap kehadiran MJIS dapat ikut membantu masyarakat setempat melalui energi listrik yang dihasilkan pembangkit listrik milik MJIS dan disalurkan melalui PLN. Sehingga, dapat membantu PLN melayani masyarakat,” kata Irvan.

Nantinya, apabila PLN bisa memperoleh pasokan 20 MW dari pembangkit MJIS, PLN dapat mengurangi penggunaan BBM sebesar 38.500 kiloliter per tahun atau ekuivalen dengan penghematan sekitar Rp 1 miliar per hari. “Kami akan terus melakukan sinergi dan inovasi agar keberadaan badan usaha milik negara dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan segenap pemangku kepentingan lainnya,” tutup Irvan.

Source : http://industri.kontan.co.id